KitaShare banyak sekali mengenai biografi juga biodata orang terkenal beriku adalah Biografi Andy F. Noya - Host Kick Andy untuk kita ambil dari sisi positif nya, mengambil ilmu dan pengalaman mereka. sebagai motivasi dalam kehidupan kita, juga untuk menambah ilmu pengetahuan kita untuk sekedar tahu dan kenal bagai mana kehidupan Andy Flores Noya
PARBOABOA - Siapa sih yang gak kenal dengan Andy Flores Noya? Yaps, ia merupakan wartawan dan presenter yang cukup terkenal. Meski sudah beberapa kali jadi pemimpin redaksi, nama Andy F Noya mulai banyak dikenal setelah menjadi presenter di sebuah acara TV yang edukatif dan banyak inspirasi kepada para penontonnya. Program Kick Andy Show yang tayang di Metro TV ini mendapat respon yang baik dari para masyarakat. Buat kamu yang ingin tahu lebih dalam tentang Andy Noya, berikut biografi Andy F Noya lengkap dengan perjalanan karirnya. Biografi Andy F Noya Nama Lengkap Andy Flores Noya Tempat Lahir Surabaya, Jawa Timur Tanggal Lahir 6 November 1960 Zodiak Scorpio Agama Kristen Andi Flores Noya atau Andi F Noya adalah anak kelima dari pasangan Ade Wihelmus Flores Noya dengan Nelly Mady Ivonne Klaarwater. Ayahnya adalah seorang tukang servis mesin ketik, sedangkan ibunya seorang penjahit. Sejak kecil, Andy terbiasa hidup berpindah-pindah. Masa SD-nya dituntaskan di Malang yaitu di SDK Sang Timur. Setelah itu ia melanjutkan sekolah di Sekolah Teknik, yang kemudian melanjut ke STM Jayapura. Tak sampai tamat, beliau pindah ke Jakarta dan melanjutkan sekolahnya di STM 6 Jakarta. Dari kecil ia telah menunjukkan kemampuan dan ketertarikannya terhadap dunia tulis-menulis. Selain itu, Andy juga pandai menggambar karikatur dan kartun. Hal inilah yang membuatnya nekat menolak tawaran beasiswa dari IKIP Padang dan memilih mendaftar ke Sekolah Tinggi Publistik sekarang Institut Ilmu Sosial dan Politik Jakarta. Sebenarnya Andy tidak diterima kuliah di Sekolah Tinggi Publisistik tersebut karena perguruan tinggi itu tidak menerima lulusan STM. Namun karena tekadnya yang kuat untuk menjadi seorang wartawan, membuat Andy berusaha menemui Rektor Sekolah Tinggi Publisistik, yakni Bapak Ali Mochtar Hoeta Soehoet dan memohon persetujuan untuk mengikuti perkuliahan di perguruan tinggi pilihannya itu. Sang rektor pun akhirnya luluh dan memberikan kesempatan kepada Andy untuk mengikuti tes masuk, dengan syarat harus ada surat rekomendasi dari Dirjen Pendidikan Tinggi. Selain itu, prestasi dan nilai Andy juga harus selalu bagus agar ia tidak dikeluarkan dari Sekolah Tinggi Publisistik tersebut. Ternyata Andy berhasil mempertahankan prestasinya sehingga ia berhasil melanjutkan masa perkuliahannya. Andy pertama kali terjun sebagai reporter pada tahun 1985. Ketika masih kuliah di Sekolah Tinggi Publisitik STP Jakarta, beliau membantu majalah TEMPO untuk penerbitan buku Apa dan Siapa Orang Indonesia. Andy kemudian diajak bergabung oleh Lukman Setiawan, pimpinan di Grafitipers, salah satu anak usaha TEMPO dalam harian ekonomi Bisnis Indonesia. Oleh karena itu, Andy tercatat sebagai 19 reporter pertama di harian itu. Baru dua tahun di Bisnis Indonesia, Andy kemudian diajak untuk memperkuat majalah MATRA yang baru diterbitkan oleh TEMPO oleh Fikri Jufri, seorang wartawan senior majalah TEMPO, sehingga ia bergabung bersama MATRA. Saat ia masih bersama MATRA, pada tahun 1992 datang tawaran dari pemilik surat kabar Prioritas, Surya Paloh mengajak Andy untuk bergabung dengan koran Media Indonesia yang mereka kelola. Sejak itulah Andy kembali ke dunia surat kabar. Dalam perjalanan kariernya, Andy pernah menjadi host program Jakarta Round Up dan Jakarta First Channel di Radio Trijaya selama lima tahun dari tahun 1994 sampai 1999. Pada tahun 1999, stasiun televisi swasta nasional RCTI menghadapi masalah pergolakan di kalangan wartawan program berita Seputar Indonesia. Hal ini berkaitan dengan adanya ketentuan yang mengharuskan PT Sindo, anak usaha RCTI yang menaungi Seputar Indonesia, untuk bergabung dengan RCTI sebagai induk. Andy diutus untuk membantu bersama wartawan senior Djafar Assegaff. Tugas utama mereka adalah memimpin Seputar Indonesia sekaligus memuluskan proses transisi ke RCTI. Pada tahun 2000, saat Stasiun televisi Metro TV mendapat izin siarannya, Surya Paloh memanggil Andy kembali untuk memimpin Metro TV sebagai pemimpin redaksi. Tiga tahun kemudian, tepatnya tahun 2003, Andy ditarik kembali ke Media Indonesia. Kali ini beliau menjadi pemimpin redaksi di surat kabar umum terbesar kedua di Indonesia itu. Saat pemimpin redaksi Metro TV, Don Bosco mengundurkan diri pada awal tahun 2006, Andy diminta merangkap menjadi pemimpin redaksi Metro TV menggantikan Don Bosco. Saat itu Andy telah menjadi wakil pemimpin umum di Media Indonesia. Saat ini, Andy F Noya telah menjadi pembawa acara terpopuler Kick Andy’ yang ditayangkan di Metro TV. Acara ini selalu menjadi sorotan publik dan disukai banyak orang karena banyak memberikan edukasi dan fakta.

EbietG. Ade. Sebenarnya saya lebih sering memfoto beliau daripada foto bareng, terutama ketika sedang nyanyi di atas panggung. Tapi saya justru paling suka memotret beliau saat sedang tidak di atas panggung. Kalau ini foto dengan Andy F Noya. Cerdas juga mungkin ya. Saya juga foto dengan beberapa orang populer

Uploaded byrokhmahuuuu 0% found this document useful 0 votes1K views1 pageCopyright© Attribution Non-Commercial BY-NCAvailable FormatsDOC, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document0% found this document useful 0 votes1K views1 pageAndyUploaded byrokhmahuuuu Full description
BiografiAndy Flores Noya. Biografi Andy Flores Noya. Published on February 2017 | Categories: Documents | Downloads: 37 | Comments: 0 | Views: 246 Biografi Andy Flores Noya Andy F. Noya, begitu ia biasa memperkenalkan dirinya kala tampil memandu sebuah program talkshow di televisi yang diambil dari namanya, Kick Andy. Ia lahir dengan nama Andy Flores Noya, pada 6 November 1960 dari pasangan Ade Wilhelmus Flores Noya dan Nelly Mady Ivonne Klaarwater. Sejak kecil anak bungsu dari lima bersaudara ini hidup dalam kesederhanaan, ayahnya sehari-hari bekerja sebagai tukang servis mesin ketik sedang sang ibu membantu perekonomian keluarga dengan memanfaatkan keterampilan menjahitnya. Meski anak bungsu, Andy tergolong anak nakal dan 'slebor'. Waktu kecil ia sering tidak pulang ke rumah, ikut mencuri mangga dan burung dara untuk dijual. Kalau tak dikasih uang, kaca-kaca rumah ia pecahkan. Kenakalan ini membuat kakak-kakaknya berpikir kalau Andy suatu saat kelak bisa menjadi penjahat. Masih jelas terekam dalam ingatan Andy saat ia mencoba membantu sang ayah memperbaiki mesin ketik, ayahnya kemudian berkata, 'jangan kamu sentuh mesin ini', seketika Andy sadar ayahnya tak ingin 'mewariskan' profesinya pada Andy. Hal tersebut dapat dimaklumi karena seperti orang tua pada umumnya, mereka ingin anak-anaknya memiliki kehidupan yang lebih baik. Oleh sebab itu, atas dorongan ayahnya, selepas menamatkan pendidikan dasarnya, Andy bersekolah di Sekolah Teknik Negeri Jayapura yang kemudian dilanjutkan ke Sekolah Teknik Mesin Negeri 6 Jakarta. Alasannya, agar Andy bisa langsung bekerja setelah lulus dan membantu orang tuanya. Namun, tanpa disadari kedua orang tua Andy, sang anak telah menentukan jalan hidupnya sendiri sejak kecil yakni menjadi seorang wartawan. Pasalnya sejak duduk di bangku SD, ia sudah jatuh cinta pada dunia tulis menulis. Selain itu ia juga senang menggambar kartun dan karikatur. Saat bersekolah di Sekolah Teknik Negeri setara Sekolah Menengah Pertama, ia sempat beberapa kali menjuarai lomba karikatur. Andy juga dikenal sebagai siswa yang cerdas, nilai akademisnya yang gemilang bahkan pernah mengantarkan Andy sebagai lulusan terbaik STM Negeri 6. Ia juga sempat menjuarai tiga lomba mengarang tingkat SMA se-Papua. Berkat prestasi belajarnya, ia mendapat beasiswa untuk berkuliah di IKIP Padang, sekolah calon guru. Akan tetapi, karena merasa tak tertarik menjadi guru, beasiswa itu pun ditolak dan diberikannya kepada lulusan terbaik kedua. Titik balik kehidupan Andy dimulai setelah membaca artikel di sebuah majalah remaja tentang sekolah wartawan, Sekolah Tinggi Publisistik di Jakarta. Andy tertarik dan mendaftar ke sekolah yang kini telah berganti nama menjadi Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik IISIP itu. Jalannya untuk mendaftar tidaklah mulus. Ia sempat terjegal dalam prosedur administratif yang ternyata tidak menerima calon mahasiswa dengan latar belakang sekolah teknik. Karena tekadnya sudah bulat, ia pun tak kehabisan akal. Ia kemudian meminta ibunya untuk berbicara pada rektor STP saat itu, Ali Moctar Hoeta Soehoet. Keinginan untuk berkarir sebagai wartawan yang sudah menggebu-gebu akhirnya membuat sang rektor menyerah dan memberikan kesempatan kepada Andy untuk ikut tes masuk. Tentunya keputusan itu bukan tanpa syarat. Untuk mengikuti tes, Andy terlebih dahulu harus meminta surat rekomendasi dari Dirjen Pendidikan Tinggi. Apabila di kemudian hari nilai mata kuliahnya jelek, ia harus rela didrop out. Andy pun menyanggupi syarat-syarat tersebut, kepercayaan yang diamanatkan sang rektor dibalasnya dengan prestasi gemilang. Dengan demikian ia diperkenankan untuk melanjutkan kuliahnya di STP. Semasa di Jakarta, Andy tinggal bersama salah seorang kakaknya. Sebagai orang yang menumpang hidup, ia cukup tahu diri dengan membantu pekerjaan rumah sang kakak hingga mengasuh keponakannya. Setiap pagi ia memandikan sang keponakan, kemudian mengantar dan menjemput sekolah baru kemudian ia berangkat kuliah. Sebagai mahasiswa yang jauh dari orang tua, Andy harus pintar-pintar mengatur keuangannya. Penampilannya yang 'slebor' dengan kaos dan jeans sobek, sepatu butut dan rambut kribo yang tebal, memberi 'keuntungan' tersendiri bagi Andy. Setiap kali naik angkot, penampilan 'gembel'-nya itu sering kali membuat kondektur iba sehingga tidak tega meminta ongkos. Kalau pun sang kondektur menagih ongkos, ia akan turun dari angkot itu lalu naik angkot lainnya. Penampilan ini tetap ia pertahankan saat meliput sebagai reporter di Tempo. Andy juga terpaksa nongkrong berjam-jam di perpustakaan karena tidak sanggup membeli buku. Ia memilih mencatat bahan-bahan pelajaran di buku daripada memfotokopi karena ingin menghemat uang agar bisa makan siang gado-gado Rp 500. Kalau ada kesempatan, ia naik angkot bersama teman dengan harapan dibayari. Ia juga paling senang kalau diajak ke pesta ulang tahun sebab bisa makan gratis. Menginjak semester tiga tepatnya bulan Oktober tahun 1985, secara tidak sengaja ia melihat pengumuman lowongan kerja menjadi reporter buku Apa & Siapa terbitan Grafiti Press, anak perusahaan majalah Tempo. Awalnya ia hanya menemani temannya, belakangan ia malah ikut melamar. Setelah menjalani serangkaian tes, Andy dinyatakan lulus dan langsung diminta bekerja tepat di hari ulang tahunnya yang ke-25. Andy kemudian memutuskan untuk berhenti kuliah dan terjun total bekerja sebagai wartawan. Pekerjaan tersebut membawanya berkenalan dengan Rahman Tolleng, mantan Pemimpin Redaksi Suara Karya. Diakui Andy, Rahmat adalah orang pertama yang memberinya motivasi untuk maju. "Dia sering memuji, kalau nanti saya bakal jadi wartawan bagus. Dia bilang, cara saya menulis dan reportase cukup bagus. Mendengar itu, saya jadi tambah bersemangat," ujar ayah tiga anak ini dengan penuh antusias seperti dikutip dari blog jurnalistik UIN SGD. Dua tahun kemudian, Andy diajak oleh Lukman Setiawan, bosnya di Grafitipers, untuk bergabung dengan harian ekonomi bisnis Indonesia yang saat itu tengah dirintis. Awalnya Andy sempat ragu karena tidak merampungkan kuliahnya, namun Lukman memberi Andy keyakinan bahwa ia layak dan mampu, ada tidaknya gelar akademis tidak menjadi masalah. Mendengar hal itu, Andy pun menyambut baik ajakan tersebut, dan sekaligus tercatat sebagai 19 reporter pertama di harian tersebut. Andy bekerja selama dua tahun di bisnis Indonesia dengan posisi sebagai koordinator repotase dan redaktur. Selain Lukman, ada Amir Daud yang berandil besar dalam memoles Andy di masamasa awal merintis karir sebagai wartawan. Amir yang saat itu menjabat sebagai Pemimpin Redaksi bisnis Indonesia banyak mengajarinya tentang moral serta merubah penampilan Andy menjadi lebih rapi. Maklum saja, Andy sudah terbiasa tampil 'slebor' sejak kuliah dan tergolong pria yang tak terlalu memperhatikan penampilan. Selanjutnya tahun 1989, ia kembali mendapat tawaran untuk pindah bekerja. Kali ini tawaran tersebut datang dari Fikri Jufri, seorang wartawan senior Tempo. Fikri meminta Andy memperkuat majalah baru terbitan Tempo, Matra. Dari harian bisnis, Andy pun loncat ke majalah khusus pria tersebut. Fikri kemudian memperkenalkannya dengan orang-orang terkenal. Lagi-lagi Andy mendapat pelajaran berharga di lingkungan kerjanya yang baru. Sebagai orang yang berasal dari keluarga kelas bawah, Andy yang cenderung kurang percaya diri dan sedikit tertutup dirubah pola pikir dan penampilannya sehingga berani tampil di kalangan atas. Pada tahun 1992, setelah tiga tahun berkarir di Matra, Andy mendapat tawaran dari Surya Paloh, pemilik suratkabar Prioritas yang waktu itu dibredel, untuk bergabung dengan koran Media Indonesia MI yang mereka kelola. Andy pun mengiyakan, maka sejak itu Andy kembali ke suratkabar. Di hari pertamanya sebagai wartawan MI, jam tidur Andy berubah drastis. Jika saat bekerja di Matra, Sabtu dan Minggu libur, dan pukul enam sore tiap hari kerja ia sudah bisa pulang ke rumah, di MI ia harus pulang tengah malam dan pukul delapan pagi sudah berada di kantor lagi. Meski begitu, Andy menikmati hari-harinya di MI karena menjadi seorang jurnalis merupakan impiannya sejak kecil. Jadi padatnya jam kerja sama sekali tak menjadi masalah. Buktinya, di MI-lah Andy mampu bertahan jauh lebih lama dibandingkan media yang lain. Hingga pada suatu siang di tahun 1998, saat televisi swasta mulai banyak bermunculan, Andy pun mengutarakan keinginannya pada Surya Paloh untuk pindah bekerja ke RCTI. Namun Paloh tak meluluskan keinginan Andy, ia kemudian menyarankan Andy hanya bekerja magang di RCTI, setelah itu mendirikan stasiun televisi baru. Kemudian, sekitar akhir tahun 1999, Andy diberi tahu seorang teman bahwa untuk mendirikan sebuah stasiun televisi hanya membutuhkan modal sebanyak 3 miliar rupiah. Andy kemudian menghubungi Surya Paloh. Setelah membicarakan mengenai berbagai prosedur dan segala hal yang diperlukan, mulailah dirintis stasiun televisi bernama Metro TV. Pada tahun 2000, baru tujuh bulan bekerja di RCTI, Andy dihubungi Paloh yang memberitahukan surat izin Metro TV sudah selesai. Ia pun diminta memimpin Metro TV sebagai pemimpin redaksi. Stasiun televisi berita pertama di Indonesia itu dibangun dengan konsep dan format CNN, televisi berita 24 jam nonstop milik Time Warner Inc. Konsep tersebut kemudian diubah kembali agar lebih membumi dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. Tiga tahun kemudian, Andy ditarik kembali ke Media Indonesia dan menjadi pemimpin redaksi di surat kabar umum terbesar kedua itu. Posisinya sebagai Pemred Metro TV digantikan Don Bosco Selamun. Memasuki tahun 2006, Don Bosco mengundurkan diri, Andy kemudian diminta merangkap menjadi pemimpin redaksi Metro TV dan wakil pemimpin umum di Media Indonesia. Masih di tahun yang sama, setelah bertahun-tahun bekerja di belakang layar, tahun 2005, Andy F. Noya mendapat tantangan baru dalam karir jurnalistiknya. Ia 'dipaksa' Surya Paloh membawakan sebuah program talkshow bertajuk Kick Andy. Awalnya Andy menolak, dengan alasan ia adalah orang yang pemalu. Tapi karena 'paksaan' dari sang bos tadi ia pun bersedia. "Katanya saya punya talenta dan punya seni bertanya, tajam tapi tidak menyakiti orang. Waktu di RCTI saya pernah mewawancarai Wiranto. Saya bertanya seputar kerusuhan. Pertanyaan saya sangat tajam tapi dia tidak tersinggung. Pak Surya menginginkan saya seperti Larry King. Dari sini dibuatlah program untuk saya, jadilah Kick Andy. Formatnya seperti Oprah Winfrey," jelas suami Retno Palupi ini. Kepercayaan Paloh pada sosok Andy F. Noya tak meleset. Di tangannya, Kick Andy menjadi salah satu program unggulan Metro TV. Boleh dikatakan Kick Andy dapat bersaing di tengah gempuran tayangan televisi yang hanya mengedepankan sisi hiburan semata. Dengan menyuguhkan berbagai tema, talkshow tersebut dari tahun ke tahun semakin digemari sebagai program televisi alternatif yang sarat edukasi namun tetap menghibur. Dalam setiap penayangannya Andy mengangkat berbagai kisah inspiratif dari para tokoh yang sebelumnya jarang atau bahkan belum pernah tersentuh pemberitaaan media. Seperti kisah Andi Rabiah, si suster apung yang mengabdikan dirinya memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat di pulau-pulau terpencil; atau kisah lain dari Maria Gisela Borowka, perawat berdarah Jerman yang puluhan tahun merawat penderita kusta di Pulau Flores. Kisah dua wanita berhati mulia itu kemudian diangkat ke dalam sebuah buku bertajuk Tujuh pahlawan Pilihan "Kick Andy", Se7en Heroes. Lima pahlawan lain yang kisahnya juga pernah diangkat dalam talkshow Kick Andy adalah seniman Didik Nini Thowok, pendiri panti rehabilitasi penderita sakit jiwa Gendu Mulatif, Wanhar Umar seorang guru lulusan SD, ekolog Victor Emanuel Rayon, dan Sugeng SiswoYudhoyono pembuat kaki palsu. Mereka adalah orang-orang yang dengan ketulusan hatinya memberi kepada sesama tanpa memperhitungkan imbalan, penghargaan, ataupun balas jasa. Mereka hanya memberi tanpa berharap menerima. Dalam perjalanannya, Kick Andy mampu menggerakkan partisipasi masyarakat untuk berbuat sesuatu yang lebih baik. Seperti saat Kick Andy mengangkat kisah seorang pemuda buta bernama Buyung yang menjual sapu lidi bersama ibunya. Setelah menyaksikan kisah yang menyentuh itu, sejumlah penonton berinisiatif memberikan bantuan. Buyung yang awalnya mencari nafkah dengan menjual sapu lidi kini memiliki rumah dan sejumlah tabungan di bank, yang dari bunganya setiap bulan, ia dan ibunya yang sudah renta dapat hidup lebih layak. Tak sedikit pula dari mereka yang merasa diri tidak berguna, paling malang sedunia, atau terkena musibah yang tak terperikan, bangkit setelah menyaksikan kisah-kisah kehidupan para narasumber yang 'menyedihkan' namun tetap bertahan dan optimis menyongsong fajar kehidupan. Apresiasi pemirsa terhadap tayangan Kick Andy juga tergambar dari ribuan komentar dan e-mail kesaksian yang tayang di website Dalam sebuah kesaksian, seorang penonton setianya, Harry, yang bekerja di Pare-Pare, Sulawesi Selatan, rela menempuh jarak 40 km menggunakan sepeda motor untuk menyaksikan acara ini. Harry pun rela menginap di pom bensin setelah selesai nonton, dan menjelang pagi melanjutkan perjalanan pulang. Demi meningkatkan kualitas isi dan merek, sejak awal Agustus 2008, Kick Andy melakukan re-branding. Berbagai perubahan dilakukan. Mulai dari perubahan logo yang kini terkesan lebih santai. Dapat dilihat dari bentuk rangkaian huruf 'Andy' yang tertulis dengan huruf sambung berwarna putih, yang di atasnya terdapat rangkaian huruf 'kick' berwarna kuning yang ukurannya lebih kecil. Dan tapak sepatu berwarna merah yang terletak di samping kedua kata 'Kick Andy' menggantikan lambang telapak kaki yang dulu dipakai. Kemudian, hari dan jam tayang acara juga diubah, yang tadinya Kamis pukul Wib menjadi Jumat pukul Perubahan waktu penayangan ini lebih dikarenakan permintaan pemirsa setia Kick Andy agar memperpanjang jam tayang. Perubahan tampilan juga terjadi, set panggung diperbaharui tapi latar belakang gedung bertingkat yang mencerminkan Jakarta sebagai 'kampung halaman' tetap dipertahankan. Situs juga diperbaharui agar citra Kick Andy semakin solid. Selain itu, diluncurkan pula, Kick Andy Foundation KAF yang menjadi media penyalur sumbangan bagi orang-orang yang tergerak hatinya setelah melihat tayangan dalam Kick Andy. "Orang sebenarnya banyak yang mau membantu hanya tidak tahu ke mana menyalurkan. Kalaupun tahu, ada yang khawatir diselewengkan," tukas Andy. Meskipun saat itu baru diresmikan, KAF telah melakukan berbagai macam kegiatan, antara lain gerakan 1000 kaki palsu yang sudah disokong dana 1 miliar. Tim Kick Andy bersama para donatur menggandeng Sugeng Siswoyudono, si pemilik Bengkel Kaki Palsu menyediakan kaki palsu bagi mereka yang memerlukan. Dari segi pemilihan tema, Kick Andy juga sesekali mengulas isu-isu yang sedang marak dan kontroversial. Misalnya pada salah satu episode Kick Andy yang tayang pada Januari 2011 yakni mengenai perilaku seks bebas di kalangan remaja. Topik yang terbilang sensitif ini sempat dinodai dengan kabar terjadinya insiden "pengusiran" oleh Andy F. Noya terhadap Ketua Kowani, Dewi Motik dan pengurus ASA Indonesia, Tatty Almir yang malam itu datang berdasarkan undangan salah seorang narasumber, psikolog Elly Risman. Namun dalam situsnya Andy menjabarkan kronologis peristiwa yang sebenarnya. Dalam menyikapi masalah tersebut, Andy tetap berusaha bijaksana, kalau pun dirasa ada kekurangan pada acara yang dipandunya, ia dengan rendah hati memohon maaf dan berusaha untuk lebih berhati-hati agar ke depan menjadi lebih baik. Belakangan, Andy mengaku telah keluar dari manajemen Media Group dan tengah membangun media miliknya sendiri. Meski begitu, ia masih dipercaya oleh Surya Paloh untuk menjadi Dewan Penasihat Redaksi di Media Group. Menurut Andy, ia memang sengaja keluar untuk mengembangkan karirnya. Selain itu ia juga memiliki keinginan untuk mendirikan media sendiri. Sumber Nama Dwi Yulianto No. 18 Kelas XI TKJ1
Berkatacara Kick Andy, nama Andy Flores Noya, 47, melejit bak selebriti. Namun, pria yang khas dengan rambut kribo dan kacamata minus itu tetap lebih senang disebut jurnalis saja. Malang, pada 1973, sang ayah, Ade Wilhelmus Noya, memasukannya ke Sekolah Teknik (ST) Negeri Jayapura. Tamat ST pada 1976, Andy melanjutkan ke Sekolah Teknik
Andy Flores Noya atau Andy F Noya adalah seorang wartawan dan penulis asal Indonesia yang namanya mulai melejit saat membawakan acara Kick Andy. Acara ini seringkali menghadirkan narasumber keren dengan pembawa acara yang kreatif sehingga banyak mendapatkan apresiasi positif dari masyarakat. Cari tahu informasi mengenai kisah hidup atau biografi Andy F Noya di bawah ini yuk! Nama Lengkap Andy Flores Noya Kebangsaan Indonesia Tempat Lahir Surabaya Tanggal Lahir 6 November 1960 Profesi Utama Wartawan, presenter televisi, dan penulis Prestasi atau Penghargaan Mendapatkan Panasonic Gobel Awards kategori Berita/Current Affairs pada tahun 2010. Mendapatkan Panasonic Gobel Awards kategori Presenter Berita/Current Affairs pada tahun 2011. Masuk nominasi Indonesian Television Awards kategori Pembawa Acara Talkshow Terpopuler pada tahun 2016. Dan masih banyak penghargaan lainnya. Andi Flores Noya atau Andi F Noya adalah anak terakhir dari lima bersaudara buah hasil pasangan Ade Wihelmus Flores Noya dengan Nelly Mady Ivonne Klaarwater. Ayahnya adalah seorang tukang servis mesin ketik, sedangkan ibunya adalah seorang penjahit. Masa kecil Andy dihabiskan dengan mencuri burung dara untuk dijual. Bahkan ia seringkali memecahkan kaca jika apa yang ia mau tidak diberikan contohnya adalah uang. Kakak-kakak Andy pun pernah berpikir bahwa kelak adiknya ini akan menjadi penjahat karena sedari kecil sudah mempunyai kenakalan yang dianggap parah atau di atas batas normal. Syukur, perilaku buruknya semakin hari semakin berubah menjadi baik sejak ditegur oleh ayahnya. Pendidikan Setelah lulus sekolah dasar, Andy melanjutkan studinya di Sekolah Teknik Negeri Jayapura dan melanjutkan lagi di Sekolah Teknik Mesin Negeri 6 Jakarta. Ia bersekolah di sekolah teknik dengan tujuan ingin langsung bekerja saat setelah lulus agar bisa membantu mencari nafkah untuk keluarganya. Sejak kecil atau lebih tepatnya saat SD, Andy adalah anak yang gemar menulis dan sudah bercita-cita ingin menjadi wartawan. Bahkan karangannya seringkali dipuji oleh guru sehingga mendapatkan nilai bagus di pelajaran bahasa Indonesia. [read more] Meskipun tidak bersekolah sesuai dengan cita-citanya, tetapi Andy tetap berhasil mendapatkan prestasi akademik yang baik. Andy mendapatkan predikat sebagai lulusan terbaik di Sekolah Teknik Mesin 6 Jakarta dan beberapa prestasi lainnya. Hal tersebut menjadikannya mendapatkan beasiswa untuk kuliah di IKIP Padang. Namun ia menolaknya dan memilih untuk kuliah di Sekolah Tinggi Publisistik atau Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Karier Saat masih kuliah, Andy mendapatkan informasi mengenai lowongan pekerjaan sebagai reporter buku Apa dan Siapa terbitan Grafiti Press. Ia pun mengirimkan lamaran kerja dan setelah melewati beberapa tahap seleksi, akhirnya Andy diterima. Andy kemudian memutuskan untuk berhenti kuliah karena ingin fokus bekerja. Dua tahun setelah itu, Andy diberikan tawaran untuk bergabung dalam Harian Bisnis Indonesia. Ia pun bekerja sebagai koordinator reportase dan redaktur Harian Bisnis Indonesia. Namun, Andy mendapatkan tawaran kembali untuk pindah ke Majalah Matra yang merupakan majalah terbitan Tempo. Tidak hanya berhenti sampai disitu, Andy pun lagi-lagi mendapatkan tawaran untuk bergabung di Koran Media Indonesia terbitan Surya Paloh. Selain sebagai wartawan, Andy juga mencoba untuk terjun ke dunia broadcasting dengan menjadi host di program Jakarta First Channel di Radio Trijaya dan Jakarta Round Up. Pada tahun 1990-an muncullah banyak stasiun televisi swasta dan itu menarik Andy untuk terjun di dunia jurnalistik televisi. Pada tahun 1999, Andy mengusulkan kepada Surya Paloh agar mereka membuat stasiun televisi. Stasiun ini diberi nama Metro TV dengan rencana awal ingin mempunyai konsep yang hanya berisi berita selama 24 jam nonstop. Pada tahun 2005, Surya Paloh meminta Andy untuk mengisi program talkshow-nya sendiri yang diberi nama Kick Andy. Awalnya ia menolak karena merasa pemalu walaupun akhirnya diterima juga. Acara inilah yang menjadikan nama Andy F Noya dikenal banyak orang karena kemampuannya terhadap seni bertanya yang tajam tetapi tidak menyakiti perasaan orang lain. Jadi bagaimana nih? Sudah terinspirasi belum? Yuk terus semangat dan jangan putus asa dalam mengejar cita-cita ya! Karena proses tersebut tidak akan pernah sia-sia untuk mengubah kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi! Referensi 2020. Andy F. Noya. [Internet]. Terdapat pada 2021. Andy F. Noya. [Internet]. Terdapat pada [/read]
Andykembali mengakui pertolongan Tuhan yang tak masuk akal atas hidupnya ketika dirinya tengah menghadapi persoalan keuangan mengurus proses perawatan sang kakak yang sudah mencapai kanker stadium 4. Peristiwa ini bahkan sudah terjadi jauh sebelum hatinya diluluhkan Tuhan untuk kembali ke gereja. Andy F. NoyaJournalist and founder, BenihBaikA talk-how host with a big heart, TV presenter and journalist Andy F Noya puts the voices of the marginalised into the forefrontTalk-show host Andy Flores Noya is a legend in Indonesian TV circles, having been on air from 2006-2020. He is known for elevating the voices and life stories of those under-represented, and having them as guests on his platform. This has made Noya an inspiration in the community. Noya’s show often highlighted educational and inspirational stories, and has received accolades like the Panasonic Gobel Award and the Indonesian Broadcasting Commission Award. As a host, Noya has received Panasonic Gobel Awards on eight occasions. He began his career as a print journalist in 1985, and he moved up to become editor-in-chief with some titles. Noya was also passionate about giving back to the under-privileged. In 2019, Noya co-founded a crowd-funding platform for philanthropic causes. A year later, he raised about billion through to help those affected by the - CONTENT CONTINUES BELOWDid You Know?Noya also founded the Kick Andy Foundation, and has helped support people with disabilities, cataract patients, education causes and other social-service missions.
Ditengah kariernya, Andy menikah dengan Retno Palupi pada 1987 silam. Dari hasil pernikahannya, pasangan ini memiliki tiga buah hati bernama Mario Randy Lamas Noya, Marco Randy Parama Noya, dan Marlo Randy Ernesto Noya. Meski jarang tersorot, ternyata keluarga Andy F. Noya sangat harmonis.
Andy F. NoyaLahirAndy Flores Noya6 November 1960 umur 62Kota Surabaya, Jawa Timur, IndonesiaKebangsaanIndonesiaNama lainAndy NoyaAlmamaterInstitut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta - IISIP Jakarta Sekolah tinggi Publisitik STP aktif1985–sekarangSuami/istriRetno Palupi NoyaAnakMario Randy Lamas Noya Marco Randy Parama Noya dan Marlo Randy Ernesto Noya[1]Orang tuaAde Wilhelmus Flores Noya bapakNelly Mady Ivonne Klaarwater ibu Andy Flores Noya lahir 6 November 1960 adalah seorang wartawan, penulis dan pembawa acara televisi Indonesia. Ia lebih dikenal ketika membawakan acara Kick Andy.[2][3]Dia keturunan Belanda dan Portugis[4]. Riwayat perjalanan hidup Pertama kali terjun sebagai reporter ketika pada 1985 Andy membantu Majalah Tempo untuk penerbitan buku Apa dan Siapa Orang Indonesia.[5] Saat itu pemuda berdarah Ambon, Jawa dan Belanda ini masih kuliah di Sekolah tinggi Publisitik STP Jakarta. Andy sebenarnya lulusan sekolah teknik. Begitu lulus SD Sang Timur Di Malang, Jawa Timur, pria kelahiran Surabaya ini melanjutkan sekolah di Sekolah Teknik lalu ke STM Jayapura. Tidak sampai tamat, ia pindah ke Jakarta dan melanjutkan ke STM 6 Jakarta Selatan.[6] Meski demikian, sejak kecil dia sangat jatuh cinta pada dunia tulis-menulis. Kemampuannya menggambar kartun dan karikatur semakin membuatnya memilih dunia tulis menulis sebagai jalan hidupnya. Oleh sebab itu, begitu lulus STM, walau mendapat beasiswa untuk melanjutkan ke IKIP Padang, Andy memilih mendaftar ke Sekolah Tinggi Publisistik sekarang Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta.[7][8] Sebenarnya Andy tidak diterima kuliah di perguruan tinggi tersebut sebab kampus tidak menerima lulusan STM.[9] Akan tetapi, karena tekadnya menjadi wartawan sudah sedemikian membara, akhirnya Andy "Naik banding" dan menemui Rektor Sekolah Tinggi Publisistik Ali Mochtar Hoeta Soehoet. Kepada sang rektor Andy Noya mengungkapkan suara hatinya. Akhirnya sang rektor menyerah dan memberikan kesempatan kepada Andy untuk ikut tes masuk, dengan catatan syarat dia harus meminta surat rekomendasi dari Dirjen Pendidikan Tinggi. Selain itu, apabila di kemudian hari nilai mata kuliah Andy jelek, dia harus keluar. Ternyata prestasi Andy bagus dan kuliahnya pun berlanjut.[10][11] Aktivitas Jurnalisme Pada saat harian ekonomi Bisnis Indonesia hendak terbit 1985, Andy diajak bergabung oleh Lukman Setiawan, pimpinan di Grafitipers, salah satu anak usaha Tempo.[12] Maka Andy tercatat sebagai 19 reporter pertama di harian itu. Baru dua tahun di Bisnis Indonesia, Andy diajak oleh Fikri Jufri wartawan senior Tempo untuk memperkuat majalah matra yang baru diterbitkan oleh Tempo. Andy tertarik lalu bergabung.[13] Majalah Matra agaknya bukan pelabuhan terakhirnya. Pada 1992 datang tawaran dari Surya Paloh, pemilik surat kabar Prioritas yang waktu itu dibreidel, untuk bergabung dengan koran Media Indonesia yang mereka kelola. Maka sejak itulah Andy kembali ke surat kabar.[14] Masuk ke RCTI Pada 1999, RCTI menghadapi masalah. Terjadi gejolak dikalangan wartawan program berita Seputar Indonesia berkaitan dengan adanya ketentuan yang mengharuskan PT Sindo, anak usaha RCTI yang menaungi Seputar Indonesia, untuk bergabung dengan RCTI sebagai induk. Bersama wartawan senior Djafar Assegaff, Andy diutus untuk membantu. Tugas utama adalah memimpin Seputar Indonesia sekaligus memuluskan proses transisi ke RCTI.[15] Karier di MetroTV Pada tahun 2000, MetroTV mendapat izin siaran. Surya Paloh memanggil Andy kembali untuk memimpin MetroTV sebagai pemimpin redaksi. Tiga tahun kemudian 2003, Andy ditarik kembali ke Media Indonesia dan menjadi pemimpin redaksi di surat kabar umum terbesar kedua itu. Memasuki tahun 2007, saat pemimpin redaksi MetroTV Don Bosco mengundurkan diri, Andy Noya, yang kini menjadi wakil pemimpin umum di Media Indonesia, diminta merangkap menjadi pemimpin redaksi MetroTV menggantikan Don Bosco Selamun.[16] Di saat itulah Andy kemudian mulai belajar jurnalistik televisi secara menyeluruh. Ia pun dipercaya menjadi host salah satu acara yang judulnya diambil sendiri dari namanya, yaitu Kick Andy, sebuah acara talk show yang disiarkan oleh MetroTV dan tayang setiap Jumat malam. Dalam perjalanan kariernya, Andy pernah menjadi host program Jakarta Round Up kemudian Jakarta First Channel di Radio Trijaya selama lima tahun 1994 sampai dengan 1999. Karier di Kompas TV Pada tahun 2015 hingga 2017, Andy F. Noya dipercaya membawakan talkshow Big Bang Show yang tayang di Kompas TV. Program ini lebih berfokus mengangkat beragam kisah inspiratif dari kaum muda yang peduli akan masyarakat sekitarnya dengan melakukan serangkaian kegiatan bisnis. Bisnis yang mereka kembangkan tidak melulu mengedepankan uang sebagai keuntungan, namun juga pengembangan masyarakat sekitar. Setelah Big Bang Show berakhir, sebuah acara serupa yang juga dibawakan Andy pun muncul di MetroTV bertajuk Big Circle, dimana acara tersebut tayang sejak 2017 hingga 2018.[17] Karier di NET. Pada tahun 2020, Andy F. Noya kembali dipercaya menjadi host talkshow terbaru NET. yaitu Good People sesuai dengan nama sapaan penggemar setia NET. Program ini sendiri hampir sama dengan Kick Andy yang dibawakannya di MetroTV, bedanya narasumber diwawancarai secara daring lewat aplikasi Zoom, membahas mereka yang bergerak menebar kebaikan di tengah Pandemi Covid-19.[18] Penghargaan Tahun Award Kategori Hasil 2010 Panasonic Gobel Awards 2010 Presenter Berita/Current Affairs Menang 2011 Panasonic Gobel Awards 2011 Presenter Berita/Current Affairs Menang 2014 Panasonic Gobel Awards 2014 Presenter Berita & Talkshow Berita Nominasi 2015 Panasonic Gobel Awards 2015 Presenter Talkshow Berita & Informasi Nominasi 2016 Indonesian Television Awards 2016 Pembawa Acara Talkshow Terpopuler Nominasi 2016 Panasonic Gobel Awards 2016 Presenter Talkshow Nominasi 2017 Panasonic Gobel Awards 2017 Presenter Talkshow Current Affairs & News Nominasi Referensi ^ Andi Noya 2015vi, 213, 410 Sebuah Biografi - Andy Noya Kisah Hidupku. Jakarta Kompas. ^ "Kick Andy - Tentang Andy F. Noya". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-05-20. Diakses tanggal 2010-03-23. ^ Kick Andy - Tentang Andy F. Noya. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-05-20. Diakses tanggal 2010-03-23. ^ 2020-03-12. "33 Tahun Bersama, Ini 6 Momen Manis Andy F Noya dan Istri". Diakses tanggal 2023-05-16. ^ "Goodreads". Goodreads dalam bahasa Inggris. Diakses tanggal 2023-04-29. ^ "Andy Flores Noya, host Kick Andy". Diakses tanggal 2023-04-29. ^ Media, Kompas Cyber 2022-12-21. "Andy F Noya Ada Dendam Masa Kecil yang Belum Selesai". Diakses tanggal 2023-04-29. ^ Media, Kompas Cyber 2022-12-21. "Andy F Noya Ada Dendam Masa Kecil yang Belum Selesai". Diakses tanggal 2023-04-29. ^ " Profil Andy F Noya". Diakses tanggal 2023-04-29. ^ Firdha, Ayu 2023-03-12. "Dialog panas Sri Mulyani vs Andy F Noya membuat suara Menkeu meninggi bukan karena pajak tapi perihal ini - Medan Insider". Dialog panas Sri Mulyani vs Andy F Noya membuat suara Menkeu meninggi bukan karena pajak tapi perihal ini - Medan Insider. Diakses tanggal 2023-04-29. ^ Firdha, Ayu 2023-03-12. "Dialog panas Sri Mulyani vs Andy F Noya membuat suara Menkeu meninggi bukan karena pajak tapi perihal ini - Medan Insider". Dialog panas Sri Mulyani vs Andy F Noya membuat suara Menkeu meninggi bukan karena pajak tapi perihal ini - Medan Insider. Diakses tanggal 2023-04-29. ^ Tarigan, Mitra 2020-10-04. "Tebar Kebaikan dengan Tulisan, Bangganya Andy F Noya Jadi Wartawan". Tempo dalam bahasa Inggris. Diakses tanggal 2023-04-29. ^ Widiyarti, Yayuk 2019-10-15. "Pernah Juling, Andy F Noya Kini Jadi Ketua Komite Mata Nasional". Tempo dalam bahasa Inggris. Diakses tanggal 2023-04-29. ^ "majalah matra andy noya - Penelusuran Google". Diakses tanggal 2023-04-29. ^ developer, medcom id. "Berita Andy F. Noya Terbaru dan Terkini Hari ini". Diakses tanggal 2023-04-29. ^ developer, medcom id 2023-03-19. "Andy Noya Tetap Bayar Pajak Meski Marah dengan Oknum, Kenapa?". Diakses tanggal 2023-04-29. ^ Media, Kompas Cyber 2015-11-01. "Belajar Socio-preneurship di Big Bang! Show Kompas TV bersama Andy F Noya". Diakses tanggal 2023-04-29. ^ "NET Mediatama Televisi - Angkat Jempol untuk perjuangan tenaga Medis! BESOK, GOOD PEOPLE bersama Andy F. Noya bakal ngobrol2 dengan Dokter Restu Anastasya, juga ada Yulianti Agustina Manager Pelaksana Aksi Kopi Jujur bagi Tim Medis. Sampai ketemu jam WIB. RamadanAsiknyadiNET Facebook". Diakses tanggal 2023-04-29. B5ZZ33.
  • y6phlj7d7z.pages.dev/162
  • y6phlj7d7z.pages.dev/331
  • y6phlj7d7z.pages.dev/476
  • y6phlj7d7z.pages.dev/281
  • y6phlj7d7z.pages.dev/388
  • y6phlj7d7z.pages.dev/515
  • y6phlj7d7z.pages.dev/567
  • y6phlj7d7z.pages.dev/457
  • andy f noya ade wilhelmus flores noya